Menurut M. Schaerlaekens fase-fase perkembangan bahasa anak terbagi ke dalam empat periode yang berkaitan dengan perkembangan umur anak :
a)
Periode Prelingual (usia 0-1 tahun)
Disebut dengan periode
prelingual karena anak belum dapat mengucapkan 'bahasa ucapan' seperti yang
diucapkan orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan-aturan bahasa yang
berlaku. Namun
perkembangan 'menghasilkan' bunyi-bunyi itu sudah mulai pada minggu-minggu
sejak kelahirannya.
Perkembangan tersebut
menurut Chaer melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1). Bunyi resonansi, (2).
Bunyi berdekut, (3). Bunyi berleter, (4). Bunyi berleter ulang, (5). Bunyi
vokabel.
b)
Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun)
Pada periode ini anak
mulai mengucapkan perkataannya yang pertama, meskipun belum lengkap. Misalnya: atit
(sakit), agi (lagi), dan seterusnya. Pada masa ini beberapa
kombinasi huruf masih terlalu sukar diucapkan, juga beberapa huruf masih sukar diucapkan,
seperti: r, s, k, j, dan t. Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini
sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu: (a). Periode kalimat
satu kata (holophrare), (b). Periode kalimat dua kata, (c). Periode
kalimat lebih dari dua kata (more word sentence).
c)
Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)
Yang menyolok pada
periode ini ialah ketrampilan anak dalammengadakan diferensiasi dalam
penggunaan kata-kata dan kalimatkalimat.
d)
Periode Menjelang Sekolah (sesudah usia 5 tahun)
Menurut Chaer, yang
dimaksud dengan menjelang sekolah di sini adalah menjelang anak masuk sekolah
dasar; yaitu pada waktu mereka berusia antara lima sampai enam tahun.
Pendidikan di TK, apalagi kelompok bermain (play group) belum dapat
dianggap sebagai sekolah, sebab sifatnya hanya menolong anak untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
No comments:
Post a Comment